Selasa, 23 Oktober 2012

Evaluasi Alternatif Pembelian



         Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan. Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen, khususnya disini pelayanan. Dengan semakin ketatnya persaingan dan semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk yang tersedia di pasar, hingga konsumen harus benar-benar teliti dalam pembelian suatu barang. Apakaha barang itu bisa digunakan dalam jangka pajang? Apakah memiliki manfaat yang beasar ? dan masih banyak lagi terlihar juga dari segi kulitas dan kualitatif sehingga membuat perusahaan harus semakin bekerja keras untuk dapat meraih targetnya dan mempertahankan konsumen untuk bisa kembali lagi membeli di produk di perusahaan itu. 

          Dengan banyaknya pesaing, perusahaan dituntut untuk mendapatkan pangsa pasar dengan jalan menentukan dan memilih langkah-langkah yang tepat di dalam hal pemasaran. Dengan adanya persaingan seperti ini perusahaan-perusahaan harus mampu memilih strategi yang tepat untuk memasarkan hasil produknya, sehingga setiap perusahaan harus berkompetisi dalam menentukan kebijakan yang akan diambil dan dilakukan untuk memenangkan pasar. Untuk mencapai tujuan hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen baik dalam bidang produksi, keuangan maupun pemasaran. Karena suatu keputusan yang diambil oleh pihak perusahaan akan menentukan bagi jalannya suatu perusahaan. Keputusan yang tepat akan menunjang operasional dalam mencapai tujuan dan sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat menghambat tujuan perusahaan atau bahkan dapat menghancurkan perusahaan itu sendiri. Adapun Tujuan kegiatan pemasaran yang harus kita pahammi terlebih dahulu adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya berkaitan dengan “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen 

            Dalam upaya untuk memberikan jalan keluar masalah yang dihadapi perusahaan tetunya paling utama adalah konsumen , maka penulisan akan mengemukakan dasar-dasar teori berhubungan dengan masalah. Tujuannya adalah sebagai titik tolak untuk mencari kebenaran atau kaitannya dengan suatu masalah.
Adapun teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan ini adalah sebagai berikut :
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. 


Kriteria Evaluasi

Konsumen sering membuat keputusan berdasarkan pengaruh atau pada sikap secara keseluruhan terhadap merek atau untuk meminimalkan usaha atau emosi negatif.

Sifat Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi biasanya fitur produk atau atribut yang terkait baik serta manfaat yang diinginkan oleh pelanggan atau biaya yang harus dikeluarkan. 

Pengukuran kriteria evalusikum individu 

1. Kriteria evaluatif yang digunakan oleh konsumen.
2. Bagaimana konsumen mempresepsikan berbagai alternatif pada setiap kriteria.
3. Pentingnya relatif dari masing-masing kriteria.

Menentukan Alternatif Pilihan

Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisikan dengan baik, preperensi stabil. KOnsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung kemampuan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan memilih atas dasar ini.

Menaksir Alternatif Pilihan

Jika anda ingin membeli notebook, anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek-merek atau perubahan atribut merek. 
Aspek kinerja dalam alternatif pilihan :
1. Penggunaan indikator pengganti
2. Pentingnya relatif dan Pengaruh kriteria evaluatif
3. Kriteria evaluatif, Hukum individu, dan strategi pemasaran

Menyeleksi aturan Pengambilan Keputusan

Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. Keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkap alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu "terbaik" alternatif.





Contoh Kasus Evaluasi Alternatif Pembelian

         Pertimbangan Impor Versus Amerika dalam Pembelian Mobil Baru

                  Apakah ada perbedaan dalam kemungkinan bahwa sebuah mobil akan dipertimbangkan untuk dibeli bergantung pada negara asalnya? Jawabannya, berdasarkan sebuah survey atas 1.000 rumah tangga Amerika oleh Market Facts, sebuah perusahaan penelitian pasar berbasis Chicago, adalahYa. Hampir 90 % responden menunjukkan bahwa mereka pasti atau mungkin mempertimbangkan mobil buatan Amerika jika mereka berblanjan dewasa ini. Persentase ini turun 32 % untuk mobil Jepang dan 27 % untuk mobil Eropa.
                  Analisis lebih jauh mengungkapkan bahwa kesediaan konsumen untuk menerima mobil impor bervariasi menurut usia. Konsumen yang lebih muda lebih mungkin memperertimbangkan mobil impor dibandingkan konsumen yang lebih tua. rSementara kurang dari 20 % dari mereka yang berusia 55 tahun ke atas mempertimbangkan mobil Eropa, hampir 40 % dari mereka di bawah usia 35 akan berbuat begitu pula. Demikian pula halnya, mobil Jepang mencatat 17 % rata-rata pertimbangan di antara pangsa usia 55 ke atas, bandingkan dengan 43 % di kalangan konsumen di bawah usia 35 tahun. Peran demografik ini mengesankan bahwa pabrik Amerika dapat mengantisipasi persaingan yang bahkan lebih bsar dari mobil impor sementara waktu berlalu disebabkan kesediaan menerima yang lebih besar dari konsumen yang lebih muda.              

Sumber :
http://aningtyasias.blogspot.com/2012/10/evaluasi-alternatif-sebelum-melakukan.html

ss




Kamis, 11 Oktober 2012

CONTOH KASUS



Proses pengambilan keputusan

kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup manusia banyak, tentunya proses pengambilan keputusan yg DPR lakukan akan sangat alot prosesnya,  pengambilan keputusan harus melalui sidang paripurna dikarenakan pada rapat sebelumnya dengan badan anggaran ( Banggar) tidak menemukan titik temu, ada beberapa alternatif yg mungkin di ambil oleh pihak yg pro maupun yg kontra antara lain kenaikan harga bbm karena subsidinya di kurangi, atau kebijakan ekonomi dalam negeri / fiskal.
Apapun keputusan yg akan di ambil DPR seharusnya mewakili Kepentingan Orang-Orang yang akan terlibat / terpengaruhi, jangan sampai keputusan yg di buat itu hanya mewakili kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu.

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen

1. Model Proses Pengambilan Keputusan 
Model adalah perwakilan atau gambaran atas sesuatu. Model dapat mewakili objek atau aktivitas, yang disebut dengan Entitas. Berbagi jenis model, yaitu : model fisik, model naratif, model grafis, dan model matematis.
1.  Model fisik adalah gambaran berbentuk tiga dimensi yang menyamai objek aslinya, hanya saja ukurannya 
     lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan dalam perancangan objek yang bersifar
     berujud, misalnya bangunan, mobil, pesawat, dan perangkat lainnya.
2.  Model naratif adalah gambaran suatu objek yang dirancang dalam bentuk uraian kata-kata. Model ini
     dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan.
3.  Model grafis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambang, atau grafik
4.  Model matematis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini menggunakan
     berbagai bentuk rumus atau fungsi.   
Model memiliki manfaat bagi pemecahan masalah, antara lain : 
a.  Mempermudah pemahaman. Apabila sebuah model yan sederhana telah dipahami, para pembuat 
     keputusan dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks.
b.  Mempermudah komunikasi. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat berkomunikasi dengan lebih
     cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang renda
c.  Memprediksi masa depan. Dengan menggunakan model, misalnya saja analisis time series, pembuat
    keputusan dapat memperkirakan apa yang terjadi dengan penjualan pada bulan depan.
Keunggulan dan kelemahan model
Keunggulan:
  1. proses pembuatan model merupakan proses belajar bagi para pembuat keputusan yang belum berpengalaman.
  2. Dengan perancangan model,akan lebih banyak waktu yang tersedia untuk mencari alternatif jalan keluar dari berbagai masalah yang timbul.
  3. Model dapat memberikan perkiraan masa mendatang. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh sistem informasi jenis lainnya.
  4. Model dapat menghemat biaya, dengan mengurangi atau bahkan meniadakan coba-coba (trial and error.                                                                                                                                                Kelemahan
    a. Perancangan model tidak selalu mudah, meskipun oleh pembuat keputusan dan perancang sistem 
        yang sudah berpengalaman. Apabila model salah dirancang, maka tidak akan mudah digunakan
        untuk memecahkan masalah.
    b.Perancangan model memerlukan keahlian matematis dan pengetahuan pembuatan keputusan, sehingga akan sulit dilakukan oleh pembuatan kaeputusan yang belum berpengalaman


2. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
    Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
    Contoh : keputusan penagihan piutang dan keputusan pemesanan barang,
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian 
    berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan  
    membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. 
    Contoh :  Keputusan alokasi dana promosi dan keputusan membeli sistem komputer

3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak 
    selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
    terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1.  Masalah sederhana ( simple problem ) corak/jenis masalah
     Ciri : berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung  
     konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis .
     Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf    
     pembantunya.
     Jenis : masalah yg terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur ( unstructured  
     problems ).

2.  Masalah rumit ( complex problem ) corak/jenis masalah 
     Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg 
     pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif & 
     diibakukan.
     Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
     Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan 
     metode / prosedur / program tetap (SOP).

3.  Masalah yg Terstruktur
     Definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor p 
     penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
     Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat 
     non-programmed decision-making.

4.  Masalah yg Tidak Terstruktur
     Pendefinisian Masalah yg baik Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari
     persepsi. semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi. Masalah harus dinyatakan 
     secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas. Definisi yg dibuat
     harus menyatakan dg jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah
     ditetapkansebelumnya dan kenyataan yg terjadi. Definisi yg dibuat harus menyatakan dengan jelas,  
     pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah. Definisi yg dibuat bukanlah
     seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja
     lamban.
     sumber :
     www.ut.ac.id/html/.../Materi%20Web%20Suplemen-%20terbaru.doc