1. Model Proses Pengambilan Keputusan
Model adalah
perwakilan atau gambaran atas sesuatu. Model dapat mewakili objek atau
aktivitas, yang disebut dengan Entitas. Berbagi jenis model, yaitu : model
fisik, model naratif, model grafis, dan model matematis.
1. Model fisik adalah gambaran berbentuk tiga dimensi
yang menyamai objek aslinya, hanya saja ukurannya
lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan dalam perancangan objek yang bersifar
berujud, misalnya bangunan, mobil, pesawat, dan perangkat lainnya.
lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan dalam perancangan objek yang bersifar
berujud, misalnya bangunan, mobil, pesawat, dan perangkat lainnya.
2. Model naratif adalah gambaran suatu objek yang
dirancang dalam bentuk uraian kata-kata. Model ini
dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan.
3. Model grafis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambang, atau grafik
4. Model matematis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini menggunakan
berbagai bentuk rumus atau fungsi.
dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan.
3. Model grafis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambang, atau grafik
4. Model matematis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini menggunakan
berbagai bentuk rumus atau fungsi.
Model memiliki
manfaat bagi pemecahan masalah, antara lain :
a. Mempermudah pemahaman. Apabila sebuah model yan
sederhana telah dipahami, para pembuat
keputusan dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks.
b. Mempermudah komunikasi. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat berkomunikasi dengan lebih
cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang renda
c. Memprediksi masa depan. Dengan menggunakan model, misalnya saja analisis time series, pembuat
keputusan dapat memperkirakan apa yang terjadi dengan penjualan pada bulan depan.
keputusan dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks.
b. Mempermudah komunikasi. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat berkomunikasi dengan lebih
cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang renda
c. Memprediksi masa depan. Dengan menggunakan model, misalnya saja analisis time series, pembuat
keputusan dapat memperkirakan apa yang terjadi dengan penjualan pada bulan depan.
Keunggulan dan
kelemahan model
Keunggulan:
- proses pembuatan model merupakan proses belajar bagi para pembuat keputusan yang belum berpengalaman.
- Dengan perancangan model,akan lebih banyak waktu yang tersedia untuk mencari alternatif jalan keluar dari berbagai masalah yang timbul.
- Model dapat memberikan perkiraan masa mendatang. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh sistem informasi jenis lainnya.
- Model dapat menghemat biaya, dengan mengurangi atau
bahkan meniadakan coba-coba (trial and error. Kelemahan
a. Perancangan model tidak selalu mudah, meskipun oleh pembuat keputusan dan perancang sistem
yang sudah berpengalaman. Apabila model salah dirancang, maka tidak akan mudah digunakan
untuk memecahkan masalah.
b.Perancangan model memerlukan keahlian matematis dan pengetahuan pembuatan keputusan, sehingga akan sulit dilakukan oleh pembuatan kaeputusan yang belum berpengalaman
2. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Contoh : keputusan penagihan piutang dan
keputusan pemesanan barang,
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg
sebagian dpt diprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian
tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci.
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci.
Contoh : Keputusan alokasi dana promosi dan keputusan membeli sistem komputer
3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1. Masalah sederhana ( simple problem ) corak/jenis masalah
Ciri : berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung
konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis .
Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya.
Jenis : masalah yg terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur ( unstructured
problems ).
2. Masalah rumit ( complex problem ) corak/jenis masalah
1. Masalah sederhana ( simple problem ) corak/jenis masalah
Ciri : berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung
konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis .
Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya.
Jenis : masalah yg terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur ( unstructured
problems ).
2. Masalah rumit ( complex problem ) corak/jenis masalah
Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan
biasanya timbul berulang kali shg
pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif &
diibakukan.
Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan
metode / prosedur / program tetap (SOP).
3. Masalah yg Terstruktur
Definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor p
penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat
non-programmed decision-making.
4. Masalah yg Tidak Terstruktur
Pendefinisian Masalah yg baik Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari
persepsi. semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi. Masalah harus dinyatakan
secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas. Definisi yg dibuat
harus menyatakan dg jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah
ditetapkansebelumnya dan kenyataan yg terjadi. Definisi yg dibuat harus menyatakan dengan jelas,
pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah. Definisi yg dibuat bukanlah
seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja
lamban.
pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif &
diibakukan.
Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan
metode / prosedur / program tetap (SOP).
3. Masalah yg Terstruktur
Definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor p
penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat
non-programmed decision-making.
4. Masalah yg Tidak Terstruktur
Pendefinisian Masalah yg baik Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari
persepsi. semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi. Masalah harus dinyatakan
secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas. Definisi yg dibuat
harus menyatakan dg jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah
ditetapkansebelumnya dan kenyataan yg terjadi. Definisi yg dibuat harus menyatakan dengan jelas,
pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah. Definisi yg dibuat bukanlah
seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja
lamban.
sumber :
www.ut.ac.id/html/.../Materi%20Web%20Suplemen-%20terbaru.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar