Kamis, 11 Oktober 2012

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen

1. Model Proses Pengambilan Keputusan 
Model adalah perwakilan atau gambaran atas sesuatu. Model dapat mewakili objek atau aktivitas, yang disebut dengan Entitas. Berbagi jenis model, yaitu : model fisik, model naratif, model grafis, dan model matematis.
1.  Model fisik adalah gambaran berbentuk tiga dimensi yang menyamai objek aslinya, hanya saja ukurannya 
     lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan dalam perancangan objek yang bersifar
     berujud, misalnya bangunan, mobil, pesawat, dan perangkat lainnya.
2.  Model naratif adalah gambaran suatu objek yang dirancang dalam bentuk uraian kata-kata. Model ini
     dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan.
3.  Model grafis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambang, atau grafik
4.  Model matematis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini menggunakan
     berbagai bentuk rumus atau fungsi.   
Model memiliki manfaat bagi pemecahan masalah, antara lain : 
a.  Mempermudah pemahaman. Apabila sebuah model yan sederhana telah dipahami, para pembuat 
     keputusan dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks.
b.  Mempermudah komunikasi. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat berkomunikasi dengan lebih
     cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang renda
c.  Memprediksi masa depan. Dengan menggunakan model, misalnya saja analisis time series, pembuat
    keputusan dapat memperkirakan apa yang terjadi dengan penjualan pada bulan depan.
Keunggulan dan kelemahan model
Keunggulan:
  1. proses pembuatan model merupakan proses belajar bagi para pembuat keputusan yang belum berpengalaman.
  2. Dengan perancangan model,akan lebih banyak waktu yang tersedia untuk mencari alternatif jalan keluar dari berbagai masalah yang timbul.
  3. Model dapat memberikan perkiraan masa mendatang. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh sistem informasi jenis lainnya.
  4. Model dapat menghemat biaya, dengan mengurangi atau bahkan meniadakan coba-coba (trial and error.                                                                                                                                                Kelemahan
    a. Perancangan model tidak selalu mudah, meskipun oleh pembuat keputusan dan perancang sistem 
        yang sudah berpengalaman. Apabila model salah dirancang, maka tidak akan mudah digunakan
        untuk memecahkan masalah.
    b.Perancangan model memerlukan keahlian matematis dan pengetahuan pembuatan keputusan, sehingga akan sulit dilakukan oleh pembuatan kaeputusan yang belum berpengalaman


2. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
    Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
    Contoh : keputusan penagihan piutang dan keputusan pemesanan barang,
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian 
    berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan  
    membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. 
    Contoh :  Keputusan alokasi dana promosi dan keputusan membeli sistem komputer

3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak 
    selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
    terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1.  Masalah sederhana ( simple problem ) corak/jenis masalah
     Ciri : berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung  
     konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis .
     Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf    
     pembantunya.
     Jenis : masalah yg terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur ( unstructured  
     problems ).

2.  Masalah rumit ( complex problem ) corak/jenis masalah 
     Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg 
     pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif & 
     diibakukan.
     Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
     Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan 
     metode / prosedur / program tetap (SOP).

3.  Masalah yg Terstruktur
     Definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor p 
     penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
     Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat 
     non-programmed decision-making.

4.  Masalah yg Tidak Terstruktur
     Pendefinisian Masalah yg baik Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari
     persepsi. semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi. Masalah harus dinyatakan 
     secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas. Definisi yg dibuat
     harus menyatakan dg jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah
     ditetapkansebelumnya dan kenyataan yg terjadi. Definisi yg dibuat harus menyatakan dengan jelas,  
     pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah. Definisi yg dibuat bukanlah
     seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja
     lamban.
     sumber :
     www.ut.ac.id/html/.../Materi%20Web%20Suplemen-%20terbaru.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar