Sabtu, 25 Desember 2010

Masalah Bencana Alam

1.Banjir Melandan Langkat
Medan-Hingga kemarin sore ratusan rumah penduduk di kecamatan stabat,kabupaten langkat,sumetera utara,direndam air hingga ketinggian 2 meter.luapan air sungai wampu,yang membelah kota langkat,berjarak 40 kilometer dari medan,itu memaksa penduduk mengungsikan barang-barang mereka ke pinggir jalan lintas sumatera.
Menurut warga bernama misriadi,sungai wampu mulai meluap kemarin dinihari sekitar pukul 01.00WIB.”luapan air setinggi orang dewasa.”
Zulham,warga lainnya,mengatakn ratusan rumah warga masih terendam.”di belakang masih banyak rumah,ratusan lainnya terendam”kata Zulham seraya menunjuk ke arah belakang rumah warga yang terendamDari pantauan Tempo,sebagian warga mebggunakan rakit dari batang pisang dan sampan untuk m,enyeberangkan keluarga mereka ke tempat-tempat yang dianggap aman.banyak warga juga terlihat menyiapkan sampan untuk mengantisipasi bila banjir semakin meninggi.sedangkan sebagian yang lain tampak mulai memidahkan perabotan rumah tanggan ke atas sampan untuk diselamatkan.

2.Banjir Di Gorontalo
Jumat,10 Desember 2010 13:46 WIB
Bencana alam banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Kota Gorontalo setelah hujan deras mengguyur daerah itu dalam dua pekan terakhir.Wilayah yang terendam banjir adalah Kelurahan Bugis, Moodu, Heledulaa Selatan, Limba U1, Ipilo, Siendeng, Biawu, dan Lekobalo. Demikian dilaporkan dari Gorontalo.Hujan deras menyebabkan sejumlah anak sungai,drainase,serta air Danau Limboto meluap hingga ke permukiman warga. Kondisi itu membuat sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.Namun, sebagian masyarakat tetap bertahan di rumahnya masing-masing. "Kami terbiasa dengan kondisi banjir. Setiap hujan pasti banjir. Jadi kami capek kalau harus mengungsi terus," ujar Ibrahim, salah seorang warga Kelurahan Limba.
Menurut dia,pemerintah gagal melakukan sejumlah upaya penanggulangan dan pencegahan banjir selama ini. "Pemerintah baru memperbaiki drainse saat musim hujan. Jadi saat hujan turun tetap saja kami kebanjiran karena drainase belum rampung seluruhnya," katanya.

3.Longsor di Bandung
Rabu,1 Desember 2010
BANDUNG (Suara Karya):Satu keluarga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terdiri dari 5 jiwa terkubur longsor, mengakibatkan 3 orang tewas dan 2 lainnya berhasil diselamatkan.Ketiga korban tewas diduga kuat tertimpa bongkahan tembok kamar akibat terhantam longsoran tanah tebing yang berada di atas rumah mereka, Selasa (30/11) dini hari, setelah wilayah itu diguyur hujan deras.
Korban tewas ialah Rohendi (37),Iip Sarifah (37),dan Hafid Hawaf (5), sedangkan yang berhasil diselamatkan adalah Nasih dan Sofi (18). Kelima korban adalah warga Kampung Sekebulu, RT 03/RW 04, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.Diduga kuat,ketika longsor itu terjadi, korban tewas suami dan istri serta satu anak tengah tertidur lelap di kamarnya. Diperoleh keterangan, di dalam rumah keluarga Rohendi tersebut penghuninya ada 5 orang. Saat kejadian mereka berdua berada di kamar yang berbeda.Nasih adalah ibu dari Iip, sedangkan Sofi adalah keponakan Iip. Kini mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat demi keamanan. Dikhawatirkan, longsor bisa kembali menerjang saat hujan deras datang lagi.
"Sebaiknya sih mengungsi dulu sementara sampai habis musim hujan karena takutnya longsor lagi. Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Camat Cimenyan Dede Sutardi. Menurut Dede, lokasi rumah yang terkena longsoran memang rawan karena berada sangat dekat dengan tebing.
Bahkan bagian kamar yang temboknya ambruk pun menempel dengan tebing yang longsor. "Air hujan dari atas susah terbendung, makin lama makin berat, sampai akhirnya tidak kuat menahan dan ambruk," katanya.
Sementara itu, sedikitnya 3.256 keluarga warga Kelurahan Baleendah dan Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, harus mengungsi kembali, Selasa (30/11).Mereka kembali disergap banjir luapan air Sungai Citarum.
Guyuran hujan lebat yang turun sepanjang hari pada Senin (29/11) mengakibatkan aliran Sungai Citarum berikut anak sungainya tidak mampu lagi menampung debit air. Akibatnya, sejak Senin malam permukaan air sungai terus meninggi.
Luapan air langsung menggenangi permukiman penduduk di dua kelurahan. Genangan air terus meninggi hingga mencapai ketinggian dua meter. Kecuali itu, banjir juga memutuskan arus transportasi yang menghubungkan Dayeuhkolot dengan Kecamatan Banjar. Ketinggian air di ruas jalan itu mencapai 120 cm.
Warga korban banjir itu ditampung di empat titik pengungsian, yaitu Gedung Juang, gedung KNPI,aula Kecamatan Baleendah, dan Sekretariat Panwas Kabupaten Bandung. Sore kemarin PMI Kabupaten Bandung mulai membuka dapur umum di halaman Kecamatan Baleendah.

4.Gempa dan Tsunami di Aceh
gempa dan tsunami mengandung pelajaran yang tak ternilai tentang bagaimana menghadapi bencana serupa di masa mendatang.Karena itu,Aceh dan bangsa Indonesia seharusnya lebih cerdas mengantisipasi tsunami berdasarkan pengalaman dari Aceh tersebut.
"Menurut saya, Aceh dan bangsa Indonesia secara nasional harus lebih cerdas di masa mendatang.Setelah terjadi bencana di Aceh apa yang kita temukan? Jangan sampai kita tidak temukan apa apa," kata Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar saat berbincang dengan wartawan di Masjid Baiturrahman,Banda Aceh, NAD,Senin (6/12/2010),malam.
Menurut Nazar, tsunami di Aceh harus membuat bangsa Indonesia bisa menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan teknologi penanggulangan bencana. Selain itu, Indonesia harus lebih mandiri dalam pengurangan risiko bencana dan tidak malah tergantung dengan asing.Ia mencontohkan Jepang,yang mampu membuat bangunan berkonstruksi tahan gempa,sebagai negara yang menjadi 'langganan' gempa bumi. Indonesia pun harus berbuat sama,jangan sampai tidak ada kemajuan yang dicapai sehingga gempa dan tsunami yang kemungkinan terjadi di masa mendatang kembali menimbulkan kerugian besar.

5. Gempa di Pangalengan
Gempa kembali melanda Jawa Barat bagian selatan, terutama di wilayah sekitar Pangalengan,Kab.Bandung,Kamis (9/12) pukul 18.58 WIB. Gempa tersebut cukup membuat panik warga hingga berhamburan keluar rumah.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG),gempa berkekuatan 4,1 Skala Richter. Lokasi gempa berada di 7,36 lintang selatan dan 107,52 bujur timur atau 50 km di sebelah selatan Bandung, Jawa Barat.
Tati Yuliandomo, Kepala Desa Pangalengan mengatakan, gempa sendiri terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Kejadian tersebut sempat membuat warga sekitar panik. Terlebih getaran gempa sangat terasa sekitar 5-10 detik yang membuat masyarakat berhamburan keluar dari rumah mereka.
"Kejadian itu memang sempat membuat kaget warga lainnya sehingga mereka pun berhamburan keluar. Tapi sejauh ini kita belum menemukan korban jiwa. Hanya beberapa rumah yang bagian rumahnya runtuh dan genting-gentingnya berjatuhan," katanya.

6.Gunung Merapi Meletus
KOMPAS.com
Masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi yang berlangsung sejak 26 Oktober lalu secara resmi berakhir pada 9 Desember ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyerahkan kendali penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Meski tanggap darurat berakhir,BNPB tidak begitu saja meninggalkan.Kami akan tetap memberikan asistensi kepada pemerintah daerah dalam masa peralihan menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi nanti," kata Direktur Pengurangan Resiko Bencana BNPB Sutopo Purwo Nugroho,Kamis(9/12/2010).
Lebih jauh, Sutopo mengatakan, pihaknya akan menempatkan satu tim asistensi untuk membantu pemerintah daerah selama masa transisi menuju fase rehabilitasi dan rekonstruksi. Fase itu akan dimulai pada awal tahun 2011 dan diperkirakan akan berlangsung selama 2-3 tahun.
"Beberapa hal akan didukung,seperti penyiapan hunian sementara korban erupsi,cash for work (pemberdayaan warga),dan pemberian bekal hidup,"katanya.
Selain itu, tim-tim asistensi dari kementerian teknis juga masih akan bekerja, khususnya untuk membantu penanggulangan dampak sekunder erupsi Merapi berupa banjir lahar dingin yang saat ini menjadi ancaman besar.
Sejak Gunung Merapi meletus pertama kali pada 26 Oktober lalu, data BNPB hingga 8 Desember mencatat total korban meninggal mencapai 379 orang dan 179 orang dirawat inap. Penduduk yang masih berada di pengungsian sebanyak 21.338 orang dan tersebar di 114 titik. BNPB memegang komando penanggulangan tanggap darurat bencana erupsi Merapi sejak 5 November lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar